Anjing Mendemonstrasikan Keterampilan Kategorisasi Tingkat Lanjut Melalui Permainan

14
Anjing Mendemonstrasikan Keterampilan Kategorisasi Tingkat Lanjut Melalui Permainan

Beberapa anjing memiliki kemampuan luar biasa untuk mengkategorikan mainan bukan berdasarkan penampilannya, tetapi berdasarkan cara penggunaannya saat bermain. Penelitian baru mengungkapkan bahwa “pembelajar kata yang berbakat” ini bahkan dapat menerapkan kategori ini pada mainan baru, menunjukkan tingkat fleksibilitas kognitif yang sebelumnya tidak dihargai pada hewan. Ini bukanlah hafalan yang sederhana; ini adalah kemampuan untuk menyimpulkan dan menerapkan label fungsional hanya berdasarkan konteks.

Eksperimen: Kategorisasi Berbasis Permainan

Para peneliti di Universitas Eötvös Loránd di Hongaria menyelidiki apakah anjing dapat mengklasifikasikan mainan berdasarkan penggunaan, bukan ciri fisik. Penelitian ini melibatkan 11 anjing yang dikenal karena kosakata nama mainannya yang luas, terutama anjing border collie. Pemiliknya melibatkan anjingnya dalam permainan “tarik” (tarik tambang) atau “lempar” (ambil) dengan berbagai mainan. Elemen kuncinya adalah mainan dimasukkan ke dalam kategori secara acak, yang berarti tali dapat ditetapkan sebagai mainan “lempar” semudah boneka.

Proses ini berlanjut hingga anjing secara konsisten mengasosiasikan setiap mainan dengan aktivitas yang ditentukan. Kemudian, anjing-anjing tersebut diberikan mainan baru dan diminta untuk “bawakan saya tarikan” atau “bawakan saya lemparan”, tanpa pemiliknya menyuarakan kategorinya. Hasilnya sangat mengejutkan: anjing dengan tepat mengidentifikasi kategori mainan baru dalam 31 dari 48 percobaan, meskipun belum pernah mendengar label yang diterapkan pada item tertentu.

Implikasi terhadap Kognisi Hewan

Penelitian ini menonjol karena latar naturalistiknya. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di laboratorium dengan pelatihan formal, percobaan ini dilakukan di rumah anjing selama sesi bermain rutin dengan pemiliknya. Pendekatan ini meminimalkan pengaruh isyarat eksternal dan berfokus pada kemampuan anjing untuk belajar melalui interaksi sosial.

Temuan ini menunjukkan bahwa anjing tidak hanya menghafal label tetapi juga secara aktif menyimpulkan kategori fungsional berdasarkan konteks. Seperti yang dicatat oleh antropolog evolusioner Vanessa Woods dari Duke University, hal ini menunjukkan tingkat kecanggihan kognitif yang sebelumnya diremehkan. Anjing-anjing tersebut mampu mengkategorikan berdasarkan kegunaannya, bukan berdasarkan penampilannya, menunjukkan bahwa mereka dapat menggeneralisasi label pada objek baru tanpa pelatihan eksplisit apa pun.

Penelitian Masa Depan

Para peneliti berencana untuk menyelidiki kategori mental apa yang dapat dipelajari anjing dan mengeksplorasi aktivitas otak yang mendasarinya. Kemampuan untuk mengkategorikan berdasarkan penggunaan mungkin hanyalah salah satu contoh kapasitas kognitif yang lebih luas. Temuan dari penelitian ini memberikan kerangka berharga untuk penyelidikan masa depan terhadap kecerdasan hewan dan evolusi proses berpikir yang kompleks.

Peneliti utama studi tersebut, Claudia Fugazza, menggambarkan pembelajar kata yang berbakat ini sebagai “duta untuk memahami kognisi anjing.” Meskipun tidak semua anjing memiliki keterampilan ini, temuan menunjukkan bahwa potensi kognitif gigi taring jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

Pada akhirnya, penelitian ini menyoroti kemampuan luar biasa anjing untuk belajar, beradaptasi, dan mengkategorikan dunia di sekitar mereka, menunjukkan tingkat fleksibilitas kognitif yang terus mengejutkan dan menantang pemahaman kita tentang kecerdasan hewan.